Rabu, 15 Mei 2013

Lingkup Praktik Keperawatan Medikal Bedah


PENDAHULUAN
Keperawatan adalah profesi unik, profesi yang menangani respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan, dan secara esensial menyangkut kebutuhan dasar manusia, ini menempatkan art and science  sama pentingnya.
Teori dan keterampilan keperawatan   diaplikasikan pada manusia kadang-kadang kurang bias diprediksi (hasilnya). Ini terjadi bukan karena sains keperawatan tidak precise tetapi lingkup garapan keperawatan adalah respon manusia dan tidak ada ketentuan bahwa  perilaku manusia akan sama dihadapkan pada stimulus yang sama. Human side  dari keperawatan inilah yang disebut  art  atau kiat.
  Nursing art berkenaan denagn ketrampilan-ketrampilan tehnis atau prosedur-prosedur tertentu sebagai bagian dari upaya keperawatan untuk membantu klien mengatasi masalah kesehatannya dan memenuhi kebutuhan dasarnya.
Perawat harus dapat mengkaji kapan suatu data menjadi indikasi adanya masalah, dan perlakuan seperti apa untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karenanya tehnik problem solving yang dikenal dengan proses keperawatan harus dikuasai karena ini merupakan bagian integral dari praktek keperawatan.
  Keperawatan pada dasarnya adalah  human science and human care ; dan caring menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson,1985)
  Konsep-konsep diatas , human science and human car dan   atau  art and science hanya akan dikenal dan dirasakan konsumen keperawatan melalui perwujudan praktek keperawatan, dan untuk itu dibutuhkan  telaah  tentang lingkup  lingkup praktek keperawatan. Pada tulisan kali ini dikemukakan telaah lingkup praktek  keperawatan medikal-bedah:substansi praktek keperawatan, lingkup intervensi dan konsekwensi profesionalnya.
  KEPERAWATAN DAN PRAKTEK KEPERAWATAN
 
              Keperawatan sebagaimana dirumuskan oleh  American Nurses Association (1980), adalah  Diagnosis and treatment of human responses to actual or potential health problem, rumusan ini menekankan bahwa dalam  keperawatan  dibutuhkan aktifitas untuk menelaah kondisi klien/pasien, menyimpulkan respon klien terhadap masalah yang dihadapinya; serta menentukan perlakuan keperawatan yang tepat untuk mengatasinya. ICN (1987) merumuskan nursing sebagai
NURSING  encompasses autonomous and collaborative care of individuals of all ages ,family, groups and communities, sick or well and in all settings. Nursing includes the promotions of health, prevention of illness and the care of ill, disable and dying people. Advocacy,promotion of save environment, research, participation in shaping health  Policy  and in patient and health system management, and education are also key  Nursing roles.
Rumusan diatas menuntun makna bahwa  intervensi keperawatan terhadap klien dilakukan secara otonom atau kolaboratif  dengan lingkup intervensi nya adalah upaya-upaya promotif, preventif, restoratif dan rehabilitatif serta pendampingan klien dalam menghadapi kematian; melalui aktifitas-aktifitas pendampingan klien,mengupayakan lingkungan yang aman bagi klien, penelitian dan terlibat dalam menentukan kebijakan kesehatan yang menyangkut  kepentingan pasien dan system kesehatan serta pendidikan.
Sedangkan OREM (2001) mendiskripsikan keperawatan keperawatan sebagai Nursing has its  special concern mans need for self-care action and the provision and   maintenance of it on a continuous basis in order to sustain life and health, recover  from disease and injury and  cope with their effects. The condition that validates the existence of  a requirement for nursing in an adult is the absence of the ability to  maintain  ………….self-care.
 
Dari deskripsi diatas, Orem menekankan pentingnya tindakan intervensi untuk mengutamakan kebutuhan seseorang akan  self-care nya dan upaya yang terus menerus untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatannya, pulih dari penyakit dan trauma serta mengatasi dampaknya. Pada orang dewasa  bantuan keperawatan dibutuhkan bila seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan selfcare nya sehingga ybs tidak lagi dapat mempertahankan kondisi sehat, mengatasi penyakit dan dampak trauma.
Dari  3 deskripsi tentang keperawatan diatas, dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur penting dalam keperawatan adalah ;
 
· Respon manusia terhadap masalah kesehatan baik actual maupun potensial merupakan fokus telaahan keperawatan
· Kebutuhan dasar manusia, penyimpangan dan upaya pemenuhannya merupakan lingkup garapan keperawatan
· Ketidak mampuan klien untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri (self-care deficit)  merupakan basis intervensi keperawatan , baik itu terjadi karena meningkatnya  tuntutan akan kemandirian atau menurunnya kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri.
· Meningkatnya tuntutan atau menurunnya kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya dipengaruhi oleh fluktuasi kondisi ( sepanjang rentang sehat-sakit ) pada tugas perkembangann tertentu ( sepanjang daur kehidupan).
 
Unsur-unsur penting dalam keperawatan tersebut sejalan dengan paradigma keperawatan yang menempatkan  manusia sebagai  core/focus sentral  , sehingga siapapun dan bagaimanapun kondisi klien harus tetap diperlakukan secara manusiawi.

 
PRAKTEK KEPERAWATAN
Praktek keperawatan  adalah perwujudan profesi, dalam hal ini adalah hubungan professional  antara perawat-klien yang didasarkan pada kebutuhan dasar klien, intervensi keperawatan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar klien tersebut didasari oleh penalaran legal etis disertai dengan pendekatan yang manusiawi (humane). Intervensi tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan klien, dengan atau tanpa kolaborasi denagn profesi kesehatan lain sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
 
Intervensi  (perlakuan) keperawatan dapat diwujudkan melalui  upaya-upaya  promotif yaitu membantu seseorang baik  yang sehat maupun disable untuk  meningkatkan level of Wellness;  preventif dalam hal ini adalah mencegah penyakit  dan atau kecacatan, restoratif & rehabilitatif  adalah  asuhan selama kondisi sakit dan upaya pemulihannya, serta consolation of the dying  yaitu pendampingan bagi klien yang menghadapi kematian sehingga dapat melalui fase-fase kematian secara bermartabat dan tenang .
 
Jadi, praktek keperawatan merupakan serangkaian proses yang humanistic untuk melakukan  diagnosis  terhadap  respon klien dalam menghadapi masalah kesehatan dan dampaknya terhadap terpenuhi tidaknya kebutuhan dasarnya, menentukan perlakuan keperawatan yang tepat melalui bantuan keperawatan  baik bersifat total, parsial atau suportif-edukatif, menggunakan pendekatan proses keperawatan dan berpedoman pada standar asuhan dalam lingkup wewenang dan tanggung jawabnya .
 
 LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL-BEDAH
 
Lingkup praktek keperawatan  medikal-bedah merupakan bentuk asuhan keperawatan pada klien DEWASA yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah nyata atau terprediksi mengalami gangguan baik karena adanya penyakit, trauma atau kecacatan. Asuhan keperawatan meliputi perlakuan terhadap individu untuk memperoleh kenyamanan; membantu individu dalam meningkatkan dan mempertahankan kondisi sehatnya; melakukan prevensi, deteksi dan mengatasi kondisi berkaitan dengan penyakit ; mengupayakan pemulihan sampai kliendapat mencapai kapasitas produktif tertingginya; serta membantu klien menghadapi kematian secara bermartabat.
Praktek keperawatan medikal bedah menggunakan langkah-langkah ilmiah pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi; dengan memperhitungkan keterkaitan komponen-komponen bio-psiko-sosial klien dalam merespon gangguan fisiologis sebagai akibat penyakit, trauma atau kecacatan.
 
LINGKUP KLIEN
 
Klien yang ditangani dalam praktek keperawatan medikal bedah adalah orang dewasa, dengan pendekatan “one-to-one basis”. Kategori “dewasa” berimplikasi pada penegmbangan yang dijalani sesuai tahapannya. Tugas-tugas perkembangan ini dapat berdampak pada perubahan peran dan respon psikososial selama klien mengalami masalah kesehatan, dan hal ini perlu menjadi pertimbangan perawat dalam melakukan kajian dan intervensi keperawatan. Pendekatan keperawatan harus memperhitungkan “level kedewasaan” klien yang ditangan, dengan demikian pe;ibatan dan pemberdayaan klien dalam proses asuhan merupakan hal penting, sesuai dengan kondisinya; ini berkenaan dengan “Self-caring capacities”
 
LINGKUP GARAPAN KEPERAWATAN
Untuk membahas lingkup garapan keperawatan medikal-bedah, kita perlu mengacu pada “focus telaahan – lingkup garapan dan basis intervensi keperawatan seperti telah dibahas pada bagian awal tulisan ini.
Fokus telaahan keperawatan adalah respon manusia dalam mengahdapi masalah kesehatan baik actual maupun potensial. Dalam lingkup keperawatan medikal bedah, masalah kesehatan ini meliputi gangguan fisiologis nyata atau potensial sebagai akibat adanya penyakit, terjadinya trauma maupun kecacatan berikut respon klien yang unik dari aspek-aspek bio-psiko-sosio-spiritual. Mengingat basis telaahan respon klien bersumber dari gangguan fisiologis, maka pemahaman akan patofisiologis atau mekanisme terjadinya gangguan dan (potensi) manifestasi klinis dari gangguan tersebut sangat mendasari lingkup garapan dan intervensi keperawatan.
          Penyakit, trauma atau kecacatan sebagai masalah kesehatan yang dihadapi klien dapat bersumber atau terjadi pada seluruh system tubuh meliputi system-sistem persyrafan; endokrin; pernafasan; kardiovaskuler; pencernaan; perkemihan; muskuloskeletal; integumen; kekebalan tubuh; pendengaran ; penglihatan serta permasalahan-permasalahan yang dapat secara umum menyertai seluruh gangguan system yaitu issue-isue yang berkaitan dengan keganasan dan kondisi terminal.
 
Lingkup Garapan
 
          Lingkup garapan keperawata  adalah kebutuhan dasar manusia, penyimpangan dan intervensinya. Berangkat dari focus telaahan keperawatan medikal bedah diatas, lingkup garapan keperawatan medikal bedah adalah segala hambatan pemenuhan kebutuhan dasar yang terjadi karena perubahan fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh; serta modalitas dan berbagai upaya untuk mengatasinya.
            Guna menentukan berbagai hambatan pemenuhan kebutuhan dasar mansuai dan  modalitas yang tepat waktu untuk mengatasinya dibutuhkan keterampilan berfikir logis dan kritis dalam mengkaji secara tepat kebutuhan dasar apa yang tidak terpenuhi, pada level serta kemungkinan penyebab apa (diagnosis keperawatan). Hal ini akan menentukan pada perlakuan (treatment) keperawatan, dan modalitas yang sesuai. Disibi dibutuhkan keterampilan teknis dan telaah legal etis.
 
Basis Intervensi
 
            Dari focus telaahan dan lingkup garapan keperawatan medikal bedah yang sudah diuraikan sebelumya, basis intervensi keperawatan medikal bedah adalah ketidakmampuan  klien (dewasa) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. (Self care deficit). Ketidakamampuan ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan  antara tuntutan kebutuhan (Self – care demand) dan kapasitas klien untuk memenuhinya (Self-care ability) sebagai akibat perubahan fisiologis pada satu atau berbagai system tubuh. Kondisi ini unik pada setiap individu karena kebuthan akan self-care (Self care requirement) dapat berbeda-beda, sehingga dibutuhkan integrasi keterampilan-keterampilan berfikir logis-kritis, teknis dan telaah legal-etis untuk menentukan bentuk intervensi keperawatan mana yang sesuai, apakah bantuan total, parsial atau suportif-edukatif yang dibutuhkan klien.
 
KONSEKUENSI PROFESIONAL
 
 Menutup sementara tulisan ini ada berbagai konsekuensi logis yang masih harus dipikirkan sebagai acuan bagi praktisi kpeerawatan pada area keperawatan medikal bedah. Melihat kompleksitas focus telaahan, lingkup garapan dan basis intervensi area keperawatan medikal bedah dan konsekuensi profesionalnya perlu dirumuskan :
- Standar performance untuk acuan kualitas asuhan 
- Kategori kwalifikasi perawat untuk menentukan kelayakannya sebagai praktisi
- Sertifikasi dan lisensi keahlian yang senantiasa diperbaharui untuk memberi  jaminan keamanan  bagi pengguna jasa keperawatan.